Langsung ke konten utama

AKTUALISASI TRILOGI IMM DALAM GERAKAN PC IMM MET

Oleh: Renci 



Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah di lingkungan mahasiswa, tujuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tentu bermuara pada tujuan Muhammadiyah itu sendiri, yang mana orientasinya adalah terbentuknya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, mengaplikasikan nilai-nilai Islam secara kaffah. Aktualisasi Islam yang kaffah tidak sekedar terlihat dari ritualitas ibadah, melainkan juga menuntut penganutnya menjadi muslim yang unggul dalam hal akhlak sosial serta muamalah, untuk itu sebagai perpanjangan tangan muhammadiyah di lingkungan akademisi, IMM perlu mempertajam gerakan internalisasi pemahaman Muhammadiyah, dalam hal ini sarana untuk gerakan tersebut adalah dengan menanamkan trilogi IMM dalam tubuh IMM dan aktualisasi gerakan pada setiap kader-kader IMM.

Anggun dalam moral, unggul dalam intelektual merupakan slogan yang tentu tidak asing pada telinga setiap kader IMM. Menjadi individu yang bermoral dan memiliki intelektual adalah karakter setiap kader IMM, hal ini sesuai dengan tujuan IMM itu sendiri, yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia, untuk mematangkan karakter tersebut, IMM memiliki corak yang seharusnya melekat dalam diri setiap kader, corak IMM tertuang dalam trilogi gerakan yaitu religius, intelektual, dan humanis.

Gerakan keagamaan, sisi yang mencerminkan kemahasiswaan, dan gerakan-gerakan yang menyentuh ke masyarakat seharusnya menjadi identitas IMM, hal ini berlaku juga di dalam Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Metro, sebagai salah satu cabang yang ada di Lampung, PC IMM Kota Metro yang dikenal dengan Pimpinan Cabang yang unggul dalam sisi religiusitas perlu menjadi contoh yang baik dalam pengaplikasian trilogi IMM.

Identitas religius yang dimiliki PC IMM Kota Metro seharusnya menjadi hal yang perlu dipertahankan, tidak sekedar nampak dipermukaan, akan tetapi matang dalam pengaplikasian sehari-hari. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pergerakan IMM di tataran religius mulai bergeser, tradisi sholat tepat waktu mulai luntur dengan alasan menyelesaikan diskusi, bahkan masjid yang seharusnya menjadi laboratorium kader IMM sepi dari pergerakan mereka.

Tidak hanya itu, di sisi keilmuan, kader IMM di Kota Metro masih asing dengan budaya diskusi, disetiap titik kumpul, kader IMM lebih renyah obrolannya jika bertemakan menikah muda, seolah-olah perjuangan dakwah IMM ini berorientasi hanya pada gerakan IMMawan untuk IMMawati.

Trilogi hanya dipandang dan didisukusikan saat merumuskan tema pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD), selepas itu, trilogi hanya sebatas pajangan. Padahal trilogi tidak hanya sebatas itu, trilogi membawa misi dan harapan para pendiri IMM agar kader IMM memiliki identitas dan corak yang melekat dalam diri mereka, yang seharusnya hal ini menjadi pembeda antara kader IMM dengan mahasiswa biasa.

Tepat 57 tahun IMM hadir sebagai organisasi pergerakan mahasiswa, lebih dari setengah abad perjuangan IMM, seharusnya kader-kader IMM teguh dalam memegang prinsip, tujuan, dan fokus mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada di dalam IMM, baik itu enam penegasan maupun trilogi ikatan. Dalam hal ini, kader IMM terkhusus Kota Metro harus mampu memantaskan diri sebagai seorang kader IMM, tidak hanya mengembangkan jiwa keagamaan, namun juga harus menjadikan keilmuan sebagai tumpuan pergerakan serta memasifkan gerakan yang memberi kontribusi kepada lingkungan sebagai poros gerakan humanis.

Sebagai kader IMM, cerminan sikap sehari-hari perlu diupayakan mencerminkan trilogi ikatan. Kader yang religius harus memiliki keshalehan pribadi, yaitu senantiasa menghadirkan Allah dalam setiap gerakan, mencintai Alquran dan menjadikan masjid sebagai laboratorium kader IMM, tidak hanya secara habluminallah, menjadi kader yang religius harus memiliki keshalehan sosial, menerapkan teologi Al-ma’un serta berakhlakul karimah.

Selain itu, kader IMM harus memiliki habits membaca, tidak asing dengan budaya diskusi, kritis mengamati setiap situasi dan kondisi, sebab tradisi literasi adalah konsekuensi dari intelektualitas kader IMM, setidaknya kader IMM itu menjunjung tinggi gerakan membaca, diskusi, dan menulis, lebih dari itu, kader IMM juga bisa memulai membiasakan diri untuk meneliti atau bisa dengan membumikan gerakan menulis jurnal ilmiah.

Terakhir, sebagai kader yang perlu menunjukkan corak IMM, gerakan humanis kader IMM adalah terjun ke masyarakat untuk memberikan terobosan-terobosan yang bisa dilakukan sebagai cara pengembangan masyarakat, seperti mencerdaskan komunitas, melakukan pendampingan masyarakat, dan menjadi kader yang solutif.

Singkatnya kader IMM itu seharusnya berporos pada gerakan beramal ibadah, berpikir ilmiah, dan berakhlak karimah, tidak lepas dari iman, ilmu, dan amal. Untuk itu, trilogi IMM sudah seharusnya dipahami dan diaplikasikan oleh seluruh kader IMM, ketiganya harus seimbang ditampilkan dalam diri kader, menjadi kader yang berwawasan luas, bersikap cerdas, dan tanggap akan segala problematika yang ada. Dengan upaya aktualisasi trilogi tersebut, kemudian dalam proses implementasi gerakan yang melahirkan sikap anggun dalam moral serta unggul dalam intelektual akan mudah diaktualisasikan oleh setiap kader IMM, khusunya kader IMM Kota Metro.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

IMM FEB UM Metro Adakan Training Dasar Organisasi untuk Kader Baru

  Metro, 16 November 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro), melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengadakan Training Dasar Organisasi pada Sabtu, 16 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan dan organisasi di kalangan mahasiswa, dengan mengusung tema "Membangun Kader Tangguh: Pemimpin Muda Berintegritas, Terampil Berorganisasi, dan Profesional dalam Sidang" . Acara tersebut berlangsung di Aula Gedung Raden Soedirman, Kampus 1 UM Metro, mulai pukul 06.30 WIB hingga selesai. Training ini diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024, sebagai bagian dari langkah strategis dalam membekali kader IMM dengan kompetensi dasar dalam kepemimpinan dan organisasi. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam berorganisasi, serta memberikan keterampilan yang diperlukan agar para peserta dapat memimpin dengan efektif dan bertanggung jawab. Selain itu, IMM FEB UM Met...

JANGAN JADIKAN MEMBACA SEBAGAI HOBI

    Oleh : Kens Geo Danuarta Mahasantri Imadul Bilad 'Aisyiyah Kota Metro Ngantuk, bosen, gak hobi, kalimat yang akan sering kita jumpai saat kita membahas tentang kegiatan membaca. Kumpulan huruf yang membentuk kalimat demi kalimat itu memang terkesan membosankan, tidak tampak menarik, apa menariknya lembaran kertas yang berkumpul dalam sebuah buku? Tidak ada, bagi mereka yang tidak tahu cara menikmatinya.  Mari kita bawa sebuah analogi ringan untuk memebahas masalah ini, sebagai orang Indonesia tidak bisa rasanya kita berpisah dari sebuah makanan yan g Bernama ‘Nasi’ bahkan Sebagian orang belum mengatakan dirinya sudah makan jika belum memakan Nasi padahal sudah memakan makanan dengan kandungan yang sama dengan Nasi dan mencukupi kebutuhan harian badan, namun jika belum memakan Nasi maka dia tetap akan mengatakan bahwa dirinya belum makan. Tetapi coba bayangkan, sepiring Nasi dihadapan kita tanpa didamping atau disetai dengan lauk lainya, hanya Nasi saja. Apa yang dapat...