Langsung ke konten utama

Walikota Metro Tidak Serius Menangani Pandemi

 


Oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Metro

Rilis 17 Agustus 2021 yang diunggah oleh akun Instagram @bappeda_lampung memaparkan data bahwa Kabupaten atau Kota se-Provinsi Lampung telah berhasil keluar dari zona merah dan memasuki zona orange, hal ini tentu menjadi kabar baik bahwasanya wilayah Provinsi Lampung secara umum memasuki resiko sedang. Sejalan dengan dilayangkannya pengumuman ini, ternyata ada satu wilayah di Provinsi Lampung yang masih bertahan di zona merah, satu-satunya wilayah yang memiliki resiko tinggi ini adalah Metro. Kota Metro dalam rilisnya masih menempati zona merah dengan total kasus positif sebanyak 2.339 (dua ribu tiga ratus tiga puluh sembilan) dengan rincian pasien sembuh sebanyak 2.068 dan kasus meninggal karena virus sebanyak 151.

Padahal, sebagaimana yang kita ketahui bahwa akhir-akhir ini seluruh wilayah yang ada di Provinsi Lampung, termasuk juga Kota Metro telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Beberapa titik jalan besar di Kota Metro dilakukan penutupan jalan, pun toko-toko ditegaskan untuk menutup sebelum malam. Upaya ini dilakukan guna meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Semua wilayah menerapkan, tapi ternyata Kota Metro terlihat gagal dalam pemberlakuan PPKM, hal ini bisa kita nilai dari rilis 17 Agustus tersebut.

Beberapa kalangan masyarakat tentu merasa kebingungan, melalui upaya yang sama dengan wilayah lain, baik peberlakuan PPKM, edukasi protokol kesehatan, upaya vaksinasi, ternyata hal ini justru belum menjadikan Metro sebagai Kota yang turut berubah status dari zona merah ke zona orange. Lantas, apakah masyarakat yang disalahkan karena tidak taat peraturan? Terkonfirmasi, pada kesempatan wawancara bapak Walikota menyampaikan bahwa warga Kota Metro termasuk warga yang cerdas, sebab mereka memahami kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, sebagai contoh adalah pelaksanaan vaksinasi yang dianggap Walikota bahwa masyarakat begitu antusias mengikuti.

Jika Walikota saja percaya bahwa masyarakat Metro cerdas dalam mematuhi kebijakan, lantas apa hal yang salah sehingga Kota Metro masih dinyatakan sebagai satu-satunya wilayah di Provinsi Lampung yang menempati zona merah? Bisa jadi hal ini adalah tersebab tidak adanya ketegasan dari pemerintah dan ketidakseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan pandemi ini. Bisa kita lihat bahwa selama pemberlakuan PPKM di Kota Metro, memang benar bahwa di beberapa jalan-jalan yang ada di Kota Metro dilaksanakan penyekatan, akan tetapi ternyata hal ini tidak dimaksimalkan di jalan-jalan kecil, sehingganya kesempatan ini menjadikan beberapa masyarakat masih melakukan perjalanan baik keluar maupun masuk melalui jalan-jalan kecil tersebut.

Hal ini menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat, pasalnya mereka merasa seperti dipermainkan oleh kebijakan. Di satu sisi, jalan-jalan ditutup, dengan alasan adanya pemberlakuan PPKM, di sisi lain kita masih bisa menemukan kerumunan dan ramainya jalanan, hal ini bisa saja karena memang pemerintah belum begitu fokus dalam menangani permasalahan ini.

Untuk itu, dengan diketahuinya data pekan ini bahwa Metro masih berada di zona merah, hal ini seharusnya menjadi bahan intropeksi bagi pemerintah Kota Metro untuk lebih memikirkan kebijakan yang lebih efektif dalam penanganan kasus Covid-19, diharapkan pemerintah Kota Metro bisa lebih maksimal dan benar-benar fokus menangani kasus ini, hal ini agar masyarakat tidak bingung dan bertanya-tanya sehingga muncul persepsi bahwa pemerintah tidak begitu serius dalam penananganan kasus.

Semoga, dengan kerjasama yang masif, Kota Metro secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum bisa segera terbebas dari jeratan pandemi yang tidak berkesudahan ini. Tentu PC IMM Kota Metro akan senantiasa mendukung kebijakan pemerintah Kota Metro selama kebijakan itu memang memihak pada masyarakatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

IMM FEB UM Metro Adakan Training Dasar Organisasi untuk Kader Baru

  Metro, 16 November 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro), melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengadakan Training Dasar Organisasi pada Sabtu, 16 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan dan organisasi di kalangan mahasiswa, dengan mengusung tema "Membangun Kader Tangguh: Pemimpin Muda Berintegritas, Terampil Berorganisasi, dan Profesional dalam Sidang" . Acara tersebut berlangsung di Aula Gedung Raden Soedirman, Kampus 1 UM Metro, mulai pukul 06.30 WIB hingga selesai. Training ini diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024, sebagai bagian dari langkah strategis dalam membekali kader IMM dengan kompetensi dasar dalam kepemimpinan dan organisasi. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam berorganisasi, serta memberikan keterampilan yang diperlukan agar para peserta dapat memimpin dengan efektif dan bertanggung jawab. Selain itu, IMM FEB UM Met...

JANGAN JADIKAN MEMBACA SEBAGAI HOBI

    Oleh : Kens Geo Danuarta Mahasantri Imadul Bilad 'Aisyiyah Kota Metro Ngantuk, bosen, gak hobi, kalimat yang akan sering kita jumpai saat kita membahas tentang kegiatan membaca. Kumpulan huruf yang membentuk kalimat demi kalimat itu memang terkesan membosankan, tidak tampak menarik, apa menariknya lembaran kertas yang berkumpul dalam sebuah buku? Tidak ada, bagi mereka yang tidak tahu cara menikmatinya.  Mari kita bawa sebuah analogi ringan untuk memebahas masalah ini, sebagai orang Indonesia tidak bisa rasanya kita berpisah dari sebuah makanan yan g Bernama ‘Nasi’ bahkan Sebagian orang belum mengatakan dirinya sudah makan jika belum memakan Nasi padahal sudah memakan makanan dengan kandungan yang sama dengan Nasi dan mencukupi kebutuhan harian badan, namun jika belum memakan Nasi maka dia tetap akan mengatakan bahwa dirinya belum makan. Tetapi coba bayangkan, sepiring Nasi dihadapan kita tanpa didamping atau disetai dengan lauk lainya, hanya Nasi saja. Apa yang dapat...