Langsung ke konten utama

Perkaderan : Langkah Awal Gerakan IMM

 


Oleh : Iis Uswatun Hasanah

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), baik dalam aspek kelahiran (historis), ideologi serta gerakannya erat hubungannya dengan Muhammadiyah. Sebagai organisasi otonom dari  Muhammadiyah, IMM mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mewadahi kader-kader muda Muhammadiyah, dalam rangka membentuk generasi penerus persyarikatan, umat dan bangsa.

Bercermin pada pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, yang mendirikan persyarikatan ini dengan misi awal pembebasan dari budaya sinkretis masyarakat Jawa, dikenal dengan TBC (Takhayul, Bid’ah dan Khurafat). Beliau dengan beberapa muridnya berjuang untuk memurnikan akidah Islam dan melepaskan manusia dari belenggu kebodohan pada waktu itu, dengan jalan tabligh dan pendidikan. KH. Ahmad Dahlan, tidak mendirikan Muhammadiyah seorang diri, namun beliau mendidik muridnya, mengajarkan ilmu agama, termasuk mengikutsertakan mereka.

Dari sisi historis ini, Ahmad Dahlan telah melakukan proses perkaderan ditandai dengan dididiknya beberapa anak muda Kauman waktu itu, dengan harapan di kemudian hari mereka mampu meneruskan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang telah beliau bangun. terbukti, dengan tetap berdirinya Muhammadiyah hingga satu abad dengan segala kekurangannya.

Dengan latar belakang Muhammadiyah sebagai organsasi Islam dan sekaligus organisasi perkaderan, maka IMM merupakan wadah perkaderan Muhammadiyah dalam ranah mahasiswa, sebagaimana “ayahnya” Muhammadiyah yang selalu melakukan proses perkaderan hingga umurnya memasuki abad kedua.

Dalam perjalanannya, Muhammadiyah memang tetap konsisten dalam melakukan perkaderan secara formal, dengan adanya Baitul Arqam dan Darul Arqam. Tetapi, seolah perkaderan hanya berhenti pada tahap seremonial yang hanya berjalan kurang lebih 5-7 hari. Kurang adanya internalisasi ideologi secara komprehensif, sehingga output dari proses perkaderan tersebut hanya memahami sebagian kecil ideologi Muhammadiyah, dengan bahasa lain, hanya menangkap “abu” nya bukan “api” ideologi. Akibatnya sumbangsih terhadap persyarikatan yang kurang maksimal, bahkan yang lebih parah, ada kemungkinan masuknya ideologi “sempalan” dalam tubuh Muhammadiyah.

Lebih lanjut, kurangnya evaluasi ideologi yang komprehensif terhadap perkaderan, menyebabkan output dalam memahami ideologi Muhammadiyah terbagi menjadi beberapa kelompok. Terdapat kelompok output yang memahami Muhammadiyah dengan cara yang kaku, eksklusif tidak kontekstual dengan realitas sosial yang terjadi. Bahkan, ada yang belum memiliki arah perkaderan yang jelas, ditandai dengan mandegnya proses perkaderan. Maka dari itu dibentuklah Trilogi IMM sebagai landasan awal untuk gerakan kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Trilogi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai arah gerakan saat ini dan ke depan masih sangat relevan. Persoalan terkait keagamaan, keintelektualan, dan kemasyarakatan masih membelit saat ini, dan perlu ditingkatkan terus pengamalannya. Secara formal terlihat  semakin religius, namun dalam tataran nahi munkar masih lemah. Korupsi yang jelas-jelas dilarang dalam Islam masih melekat dalam keseharian masyarakat, utamanya yang memegang kekuasaan, oleh karena itu diingatkannya agar kader IMM betul-betul melaksanakan Trilogi IMM tersebut, Tidak hanya sekedar mengetahuinya tetapi betul-betul mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dicontohkan, soal keintelektualitasan, saat ini umat Islam jauh tertinggal. Pada era Revolusi Industri 4.0 umat lebih banyak sebagai penonton dan pengguna. Padahal pada abad ke -8 hingga abad ke-13 umat Islam sangat menguasai ilmu pengetahuan, sehingga masa itu disebut sebagai Golden Age of Islam.

Dalam hal tersebut perlu dilakukan sebuah perombakan, Salah satunya yang paling dasar adalah perlu dilakukan evaluasi total perkaderan mulai dari perkaderan dasar (DAD), perkaderan Madya (DAM) dan perkaderan Paripurna (DAP). Karena selama ini IMM tidak secara konsisten mengevaluasi ouput perkaderan di setiap level, baik perkaderan formal maupun nonformal. Selain itu, evaluasi menjadi penting ketika berbicara kapasitas masing-masing jenjang. Tanpa adanya evaluasi yang konsisten, tidak akan diketahui dengan jelas kualitas output masing-masing jenjang. sehingga yang kurang maksimal dan yang perlu diperbaiki, tidak teridentifikasi dengan baik.

Pra Perkaderan

Dilakukan dengan metode kultural terhadap kader yang berpotensi. Pimpinan Komisariat menganalisis calon kader yang potensial, baik yang background pendidikannya Muhammadiyah maupaun non Muhammadiyah. Pada fase ini, analisa yang mendalam perlu dilakukan untuk memastikan calon kader yang akan dijadikan kader adalah orang yang berkomitmen untuk memajukan IMM ke depan.

Problematika yang dihadapi IMM saat ini bukan menjadikan kita menciut seperti bermental kerupuk, tenggelam dilahap oleh gejolak air. Semangat kader-kader IMM itu seperti kesatria, dan putri dalam kisah pewayangan yang selalu siap mengemban tugas yang tidak mudah. Dalam menjalankan visi Ikatan hal itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan, masa depan IMM dalam gegaman kader-kader IMM itu sendiri. Masa lalu yang ditorehkan, menjadi bahan untuk referensi, dan motivasi kedepannya untuk IMM yang lebih baik. Lalu, kita harus pikirkan pengkaderan IMM yang terbaik untuk mewujudkan kader yang berkualitas. Maka, dibutuhkan juga instruktur-instruktur IMM yang berkulitas juga, dalam mewujudkan IMM berkemajuan.

Perkaderan

Pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menjadi suatu sistem yang menghimpun kuantitas menjadi kualitas hingga mampu menghelatkan momen berupa gerakan konkret baik secara internal maupun eksternal. Oleh karena itu, pengkaderan merupakan sesuatu yang fundamental dalam organisasi karena pengkaderan akan menghasilkan kader yang sejatinya menjadi jantung organisasi.

Arah perkaderan IMM bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas akademik yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman yang ber-akhlakul karimah dengan proyeksi sikap individual yang mandiri, bertanggung jawab dan memiliki komitmen serta kompetisi perjuangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar sehingga terbentuknya kader militan.

Output Perkaderan

Target perkaderan utama adalah terinternalisasikan nilai-nilai perjuangan visi dan misi IMM dan sekaligus terciptannya kader pimpinan yang memiliki kompetensi dan wawasan yang sesuai dengan tingkatan kepemimpinan masing-masing. Sementara target perkaderan khusus diproyeksikan pada terbentuknya pengelola perkaderan (instruktur) yang profesional. Sedangkan target perkaderan pendukung adalah meningkatnya kualitas sumber daya kader menurut minat, bakat, propesi, keterampilan dan keahlian pada bidang tertentu.

Hal yang harus dilakukan pimpinan IMM dan instruktur dalam membangun IMM yaitu dengan melakukan pemetakan dalam melihat kondisi kader dan fase kader. Sehingga dengan adanya pemetakan kader dapat menjadi evaluasi dalam membentuk kualitas kader.

Jikalau membahas tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tidaklah ada habisnya. perjalanan IMM tidak pupus oleh gejolak waktu. IMM sampai hari ini pun membumikan gerakan, selalu ber-fastabiqul khairot mengabdi untuk persyarikatan, negara, dan universal.

IMM mempunyai perjalanan yang berliku, dan IMM bersaksi di tengah badai perjalanan negeri ini. tentu pencapaian IMM di masa lalu menjadi bekal untuk masa depan. Catatan Belajar dari pejuang ikatan terdahulu menjadi hal penting bagi bekal penggerak IMM menghadapi hari esok dan masa depan, demi IMM yang lebih baik lagi.

 

Illustrate, editor : @faaedah, usn.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

PK IMM FAI UM Metro Sukses Gelar Futsal: Ajang Silaturahmi dan Solidaritas Mahasiswa

Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan futsal dengan tema "Selamat Bermain Futsal". Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan berlangsung di lapangan Intan Futsal pada Senin (16/9/2024). Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi antar mahasiswa. Dengan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, acara ini diharapkan mampu mempererat persaudaraan antara anggota IMM dan seluruh peserta yang hadir. Suasana lapangan futsal diisi dengan keceriaan dan semangat kompetisi yang sehat antar peserta. Menurut M. Idham Kholid, Ketua Bidang Seni Budaya dan Olahraga PK IMM FAI UM Metro, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat silaturahmi antar kader IMM. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan futsal ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan di kalangan kader IMM, serta me...

Gelar DAD, IMM FAI UM Metro Usung Loyalitas dan Progresifitas Kader

  Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) dengan tema "Optimalisasi Nilai Tri Kompetensi Dasar dalam Merekonstruksi Loyalitas dan Progresifitas Kader". Acara yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 2 Metro ini berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 7 hingga 10 November 2024. Kegiatan DAD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader IMM tentang nilai-nilai dasar Tri Kompetensi yang meliputi Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya loyalitas dan progresivitas dalam diri kader IMM sebagai generasi penerus yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan umat. Selama kegiatan, para peserta mengikuti berbagai rangkaian kegiatan seperti materi penguatan ideologi, diskusi kelompok, serta praktik kepemimpinan dan kerjasama. Dengan didampingi oleh para instruktur dan pemateri berpen...