Merujuk pada sepenggal bait dari Mars IMM yang penulis yakin tidak banyak di antara kader yang mengetahui siapa penciptanya, dalam bait ini selalu kita lantunkan dengan lantang, “Kitalah Cendikiawan Berpribadi..." Lalu diteruskan dengan kalimat, "Susila cakap taqwa kepada Tuhan...” Sungguh makna yang sangat mendalam apabila kita mampu meresapi setiap kata dari Mars IMM ini sendiri. Dari setiap bait-bait mars IMM yang selalu menjadi prolog dalam setiap napas perjuangan kader IMM menandakan kesadaran yang cukup mendalam dari sang pencipta lagu akan tujuan IMM sendiri, yang mana kita ketahui bersama tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka untuk mencapai tujuan Muhammadiyah (Menjunjung tinggi dan menegakkan ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya). Dari sinilah dapat kita lihat korelasi antara tujuan IMM dengan Tujuan Muhammadiyah dalam tatanannya.
Dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti cendikiawan sendiri adalah orang cerdik, orang intelek, atau orang yang memiliki sikap hidup yang terus menerus meningkatkan kemampuan berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu. Sedangkan arti Pribadi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan manusia sebagai perseorangan, keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak orang. Maka pribadi dalam bingkai IMM adalah kembalinya pada sifat dan kepribadian IMM itu sendiri yang merujuk pada 6 penegasan IMM dan juga Nilai Dasar Ikatan yang kemudian menjadi rangkuman dari kepribadian seorang kader yang menjunjung tinggi nilai-nilai Profetik.
Telah lebih dari setengah abad IMM melakukan kaderisasi, perjalanan cukup panjang dan telah banyak transformasi-transformasi pola pemikiran mengikuti perkembangan zaman dengan membawa misi Muhammadiyah sebagai agent profetik, namun realita hari ini tidak kemudian sejalan dengan apa yang menjadi cita-cita ayahanda Djazman Alkhindi selaku pendiri IMM terkhususnya Muhammadiyah sendiri, banyak hal yang kemudian dalam napas perjuangan IMM telah terinfeksi dan salah satunya oleh pola-pola pragmatis dalam tatanan pergerakannya. Bahkan praktik-praktik inilah yang kemudian membudaya dalam kalangan pimpinan elit IMM sampai dengan sendi-sendi IMM. Alih-alih membawa misi peradaban dalam proses regenerasi pimpinan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa nyatanya di dalamnya terselip maksud dan kepentingan pribadi dan hal ini sudah terbukti adanya dalam perjalanan IMM hari ini.
IMM sebagai organisasi perkaderan yang kemudian juga Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) yang sama-sama kita ketahui bersama bahwa IMM juga sebagai wadah pembinaan calon pemimpin baik nanti ditujukan dalam tubuh Muhammadiyah atau IMM sendiri dan juga dalam tatanan Pemerintah, namun hal itu juga memiliki konsekuensi dimana ketika seorang kader berafiliasi dengan kelompok pemerintah atau bahkan partai politik maka mau tidak mau ia harus menanggalkan jabatannya apabila ia memiliki jabatan strategis dalam struktural pimpinan IMM, hal ini selaras dengan apa yang selama ini kita perjuangkan dalam kepribadian IMM sendiri. Hal yang sama juga berlaku apabila kader IMM memegang amanat sebagai pimpinan strategis IMM maka ia tidak diperkenankan tergabung dalam organisasi politik atau tubuh pemerintah. Dan pabila hal ini terjadi maka inilah yang melemahkan pergerakan IMM dalam mebawa misi profetik, namun dalam hal lain IMM juga tetap mengambil perannya dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dengan membangun hubungan kolaboratif dan sebagai fungsional aspiratif kepada pemerintah secara kelembagaan ditujukan untuk kepentingan masyarakat sebagaimana yang tertuang pada 6 penegasan IMM yang terakhir.
IMM telah memilih jalannya sebagai Gerakan Intelektual Profetik yang juga telah ditegaskan dalam sebuah buku yang berjudul “Manifesto Gerakan Intelektual Profetik” karya M. Abdul Halim Sani yang juga seorang tokoh IMM Nasional. Ini yang kemudian menjadi evaluasi kita bersama dengan perlunya kita kembali berkontenplasi atas gerakan dan perjuangan kita sebagai kader IMM apakah kemudian hadirnya kader IMM benar-benar menghadirkan manfaat bagi sekitarnya atau jangan-jangan kader IMM sendiri mengalami phobia atas nilai-nilai IMM, ia telah menempuh pembelajaran setinggi langit namun ketika pulang kebumi ia tidak mengalirkan mata air surga untuk adik-adiknya inilah yang penulis amati bahwa pergeseran gerakan IMM sendiri dimulai dari dalam tubuh IMM dan ini yang nantinya dikhawatirkan terjadinya pembusukan dalam tubuh IMM. Sejatinya cita-cita IMM adalah menciptakan tatanan masyarakat al-Madinah al-Munawarah (Masyarakat yang tercerahkan) atau al-Madinah al-Fadhilah (masyarakat yang berkemajuan).
“Cendekiawan Berpribadi” harus benar-benar terpatri dalam napas kader IMM sehingga menjadi ikon gerakan atau trand mark IMM yang mencerminkan gerakan mahasiswa Islam yang berbeda dengan pergerakan lain. Dan dengan Gerakan Intelektual Profetik inilah kader-kader IMM harus siap ditempa melalui proses perkaderan IMM baik secara formal maupun non-formal hingga menjadi pelukis sejarah peradaban bangsa ini dengan terus melakukan inovasi-inovasi sosial. Wallahu'alam.
"Nyalakan Api: Semangat Perubahan, Bertumbuh Bersama Ikatan, Karena Aku, Kamu dan Kita Adalah Pelita PERADABAN."
-Bayu Santoso-
Ed. Fd
Kurt biasa brader.
BalasHapusSangat menggugah serta memiliki nilai semangat tinggi untuk melakukan perubahan demi kemajuan ikatan.
👍🏻👍🏻
Terimakasih braderku .. salam semangat perjuangan buat temen² di Kendari terkhususnya Bau-Bau
Hapus