Langsung ke konten utama

Sinergi dalam Harmoni, Menuju Gerakan IMM Berkemajuan

 



Resmi pada 10 April 2022, Nahkoda Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) diamanahkan kepada tampuk pimpinan yang baru. Mereka yang hari ini memimpin adalah tunas yang berhasil tumbuh kuat dan baik sehingga dipercaya juga layak mengemban estafet kepemimpinan IMM.

Tulisan ini nantinya adalah oleh-oleh juga refleksi pergerakan juga perkaderan dalam tubuh IMM yang bisa menjadi bekal bagi pimpinan baru, karena sebagai salah seorang kader yang pernah mengemban amanah struktural di IMM, saya sedikit banyak mengamati pola pergerakan dan perkaderan IMM, terkhusus di Kota Metro. Tentu ada kelebihan dan kekurangan dalam setiap kepemimpinan, tapi justru hal itu yang membuat kita belajar dan memahami untuk berusaha maksimal dalam mengawal amanah dalam organisasi.

Ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh kader IMM Kota Metro terkhusus para pimpinan baru. Pertama, memperhatikan pola perkaderan yang sistematis. Mengutip kalimat yang pernah saya baca bahwa merawat perkaderan adalah bukan hanya menghadirkan acara-acara formal secara kuantitas keseringannya, melainkan bagaimana kita mampu menjaga komunikasi secara intelektual dan ideal dengan para kader.

Hal yang kemudian saya terjemahkan dalam kalimat tersebut adalah bukan perihal perkaderan formal yang ada di dalam tubuh IMM, melainkan bagaimana seluruh pimpinan IMM mampu menjadikan agenda apapun dalam IMM adalah bentuk perkaderan yang di dalamnya ada misi transfer of knowledge and transfer of value. 

Sebagaimana ayat perkaderan yang sering kita dengar dalam Q.S. Annisa ayat 9 menjelaskan bahwa kita seharusnya takut apabila meninggalkan generasi yang lemah. Untuk itu, hal yang perlu diperhatikan oleh para pimpinan IMM adalah menghadirkan sosok kader yang tidak manja.

Kedua, pimpinan dan kader IMM harus mampu menampilkan identitas IMM. Hal yang perlu ditanamkan dalam diri kader IMM terutama pimpinan IMM adalah identitas IMM tidak melulu berkutat pada simbol berupa baju atau pin yang dikenakan, melainkan identitas IMM adalah kristalisasi Tri Kompetensi IMM yang mampu dicerminkan dalam segala prilaku dan tindak tanduknya. Kader IMM harus mampu menampilkan keunggulan religius, intelektual, dan humanis dalam dirinya sehingga meskipun tanpa atribut IMM, kader IMM masih tetap dikenal sebagai kader IMM, karena dia sholeh secara individual dan sosial, dia juga memiliki kecakapan intelektual.

Ketiga, mempertegas posisi IMM. Hal yang kemudian perlu dipahami kembali oleh kader IMM adalah posisinya sebagai Ortom juga sebagai OKP. Sehingga gerakan IMM tidak hanya berputar di persyarikatan melainkan juga perlu menjalin sinergi dengan pihak luar untuk menjaga marwah IMM sebagai OKP. Jalin narasi dan gagasan dengan PMII, HMI, KAMMI dan organisasi kepemudaan yang lain. Sehingga, pertukaran pemikiran antar OKP ini diharapkan mampu menjadi sumbangsih untuk segala permasalahan sosial (masyarakat) maupun pemerintahan. Untuk itu, diharapkan IMM pada kepemimpinan ini bisa menjalin sinergi yang baik dengan pihak pemerintah, instansi ataupun Amal Usaha Muhammadiyah, juga sinergitasnya dengan OKP yang ada di Kota Metro.

Keempat, menjalankan kerja-kerja yang adaptif dan progesif. Basis masa IMM yang merupakan mahasiswa seharusnya mampu menjadikan gerakan IMM ini mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan zaman. Hal ini kemudian bisa diterjemahkan oleh kader IMM untuk memasifkan pola dakwah melalui media sosial dan juga sesuai dengan apa yang hari ini menjadi 'pasar' dakwah IMM. Kader IMM harus mampu membaca peluang digitalisasi sehingga dakwah IMM tidak hanya tumbuh di internal IMM itu sendiri.

Semoga, Zainal Abidin dan rekan-rekannya mampu mengemban misi dan amanah IMM dengan baik ke depan dan berhasil merawat akar-akar yang sudah ada dan menghidupkan akar yang sudah mati. Fastabiqul Khoirot


Editor: Auzi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

IMM FEB UM Metro Adakan Training Dasar Organisasi untuk Kader Baru

  Metro, 16 November 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro), melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengadakan Training Dasar Organisasi pada Sabtu, 16 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan dan organisasi di kalangan mahasiswa, dengan mengusung tema "Membangun Kader Tangguh: Pemimpin Muda Berintegritas, Terampil Berorganisasi, dan Profesional dalam Sidang" . Acara tersebut berlangsung di Aula Gedung Raden Soedirman, Kampus 1 UM Metro, mulai pukul 06.30 WIB hingga selesai. Training ini diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024, sebagai bagian dari langkah strategis dalam membekali kader IMM dengan kompetensi dasar dalam kepemimpinan dan organisasi. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam berorganisasi, serta memberikan keterampilan yang diperlukan agar para peserta dapat memimpin dengan efektif dan bertanggung jawab. Selain itu, IMM FEB UM Met...

JANGAN JADIKAN MEMBACA SEBAGAI HOBI

    Oleh : Kens Geo Danuarta Mahasantri Imadul Bilad 'Aisyiyah Kota Metro Ngantuk, bosen, gak hobi, kalimat yang akan sering kita jumpai saat kita membahas tentang kegiatan membaca. Kumpulan huruf yang membentuk kalimat demi kalimat itu memang terkesan membosankan, tidak tampak menarik, apa menariknya lembaran kertas yang berkumpul dalam sebuah buku? Tidak ada, bagi mereka yang tidak tahu cara menikmatinya.  Mari kita bawa sebuah analogi ringan untuk memebahas masalah ini, sebagai orang Indonesia tidak bisa rasanya kita berpisah dari sebuah makanan yan g Bernama ‘Nasi’ bahkan Sebagian orang belum mengatakan dirinya sudah makan jika belum memakan Nasi padahal sudah memakan makanan dengan kandungan yang sama dengan Nasi dan mencukupi kebutuhan harian badan, namun jika belum memakan Nasi maka dia tetap akan mengatakan bahwa dirinya belum makan. Tetapi coba bayangkan, sepiring Nasi dihadapan kita tanpa didamping atau disetai dengan lauk lainya, hanya Nasi saja. Apa yang dapat...