IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) bukan cendekiawan berpribadi, hal ini mungkin cenderung subjektif dan mungkin di setiap daerah atau tempat kualitas organisasi pasti berbeda-beda. Jika dilihat dalam teori, tentu saja hal ini didasarkan pada kultur setiap tempat yang pastinya mempunyai ciri khas masing-masing. Sebenarnya yang jadi masalah bukan IMM sebagai “Cendekiawan Berpribadi” akan tetapi makna dari cendekiawan berpribadi itu sendiri yang belum jelas. Cendekiawan berpribadi secara terminologi terdiri dari dua kata, yaitu cendekiawan dan berpribadi. Kata cendikiawan artinya orang yang berintelektual atau orang yang pandai, dan berpribadi yang artinya memiliki kepribadian yang dalam artian mempunyai determinasi watak dan idealisme secara ketat. Secara historis awal dibentuknya IMM oleh Djazman Al-kindi, IMM memang organisasi yang penuh dengan idealisme dan pemikiran. Akan tetapi jika kita lihat sekarang hal tersebut sudah mengalami penyimpangan, banyak sekali ditemui contohnya dalam IMM Kota Metro.
Maka dari itu jika ditanyakan secara lebih detail apakah IMM Metro itu cendekiawan berpribadi maka secara insinuasi bisa dikatakan ”TIDAK”. Hal ini tentu saja dapat dilihat dan dibuktikan bedasarkan pada analisis karya dan pemikiran, yang mana IMM Metro Sangat minim sekali tentang dua hal itu. selain itu hal yang dapat menerangkan bahwa IMM Metro bukan cendekiawan berpribadi adalah:
IMM Metro Tidak Bisa
Menemukan Genealogi Kapan Mereka Terbentuk
Terbentuknya IMM memang sudah jelas yang mana secara lokal terbentuk di Yogyakarta, tanggal 14 Maret 1964 M / 29 Syawal 1384 H dan Menasional terbentuk pada Tahun 1965. Akan jika ditanyakan kepada sebagian kader, kapan IMM Metro terbentuk dan dasar pemikiran dan peristiwa apa yang melatarbelakanginya ?, pasti para petinggi di IMM Metro saat ini tidak ada yang bisa menjawab. Padahal dalam sebuah gerakan organisasi terutama yang basisnya pengkaderan penting sekali untuk mengetahui awal perjuangan dan pergerakan mereka. Hal ini dikarenakan dengan melihat masa lalu atau sejarah dari organisasi para kader dapat terdoktrin dan memiliki semangat juang yang tinggi. Hal ini senada yang disampaikan oleh Sapriya (2012) bahwa pembelajaran sejarah dapat melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian. Maka dari itu penting sekali IMM Metro mulai mengumpulkan jejak-jejak perjuangan masa lalu.
Perjuangan dan pergerakan masa
lalu IMM bagusnya tulis dan dijadikan materi wajib dalam setiap melakukan
perkaderan baik DAD ataupun DAM. adanya materi wajib seperti itu sebenarnya
membuat calon kader baru menjadi lebih tertarik untuk meniru gerakan masa lalu
yang baik untuk diterapkan di masa yang akan datang, karena mereka sadar ketika mereka menjabat di
IMM mereka sebenarnya sudah tercatat dalam sejarah dan mereka akan malu jika
tercatat buruk dalam sejarah pergerakan IMM. Selain itu semangat, PROGJA
(program kerja) serta gerakan yang bagus di masa lalu bisa diwariskan di masa
depan. Karena sejatinya IMM Metro harus menjadi Pelukis sejarah peradaban
bangsa ini dengan terus melakukan inovasi-inovasi sosial.
Kader Hanya Berfokus
Kepada Hal-Hal Yang Sifatnya Ceremonial, Bukan Menuju Ke Hal Yang Subtansial
Acara dan pemikiran IMM harusnya di dasarkan pada hal-hal yang subtansial bukan yang sifatnya ceremonial. Banyak sekali contoh salah satunya ketika IMM membuat sebuah acara diskusi ilmiah yang jika dihitung hanya berlangsung 1 jam, yang lama adalah pembukaan acara tersebut yang diiringi dengan nyanyian dan tarian. Jika dilihat, ya boleh-boleh saja IMM melakukan seperti itu tapi jangan dibiasakan dan di wajibkan standar itu, karena sejatinya IMM bukan liga dangdut, IMM bukan Pengamen pinggir jalan, IMM bukan fasion show, IMM adalah cendekiawan berpribadi yang memiliki sikap religius, intelekual, dan humanis. Dampak dari itu semua sebenarnya sangat fatal karena hal tersebut selalu diwariskan ke generasi berikutnya dan lebih parah lagi tradisi religius dan intelektual menjadi hilang. IMM harus mengubah arah gerakanya baik di dalam maupun di luar supaya hal-hal yang subtansial bisa tercapai.
Tidak Adanya
Deteminasi Gerakan, Kelompok Ataupun Individu
Dalam sebuah organisasi penting sekali adanya determinasi karena dengan adanya hal tersebut organisasi menjadi tidak mudah terombang-ambing dalam kerasnya zaman. IMM Metro sekarang jika dilihat lebih dekat, tidak mempunyai determinasi baik kelompok maupun individu, hal ini menyebabkan dalam memainkan program kerja dan semua sumber daya yang ada IMM pasti mengalami kesulitan. Hal ini sangat fatal sekali, karena membuat gerakan organisasi di awal pasti terhenti. Determinasi dalam IMM Metro sebenarnya hilang karena pragmatisme, hal ini sebenarnya satu paket dengan kesalahan bahwa IMM Metro tidak bisa menemukan landasan pemikiran dan sejarah mereka terbentuk, maka IMM akan terus terombang-ambing dalam lintasan sejarah yang sangat cepat.
Tidak Menjadi Stabilisator Dan Dinamisator
Karena Minimnya Moral
Strabilisator dan dinamisator sebenarnya itu harunya dimiliki IMM Metro karena tujuan tersebut ada dalam penegasan IMM yang lahir lewat DEKOBAR (Deklarasi Kota Barat) atau juga dikenal “Enam Penegasan 1965” yang menjadi pondasi gerakan IMM. Tapi faktanya dalam manjadi seorang stabilisator dan dinamisator pasti dibutuhkan moral, dan hal ini belum terlihat dalam IMM Metro dikarenakan kader mereka yang minim pengetahuan dan rendahnya semangat dalam menegakan kebenaran. Contoh kegagalan dalam menjadi stabilisator adalah dalam permasalahan bangsa, tidak pernah nampak IMM sedang berdiskusi atau membuat statment tentang sikap mereka, padahal banyak sekali permasalahan bangsa di tahun 2021-2022, akan tetapi satu stetment dari anggota IMM Metro pun tidak ada, mereka seolah olah diam terbelenggu dengan idealisme rendah yang di dapat dari warisan dari kader senior mereka.
IMM selain stabilisator juga dinamisator, akan tetapi IMM Metro tidak memiliki kompetensi dalam menjadi dinamisator padahal mereka memiliki legitimasi dalam hal itu. Contohnya sebagai dinamisator tidak ada pergerakan yang masif dan tidak menjadi contoh ataupun pewarna dalam dinamika di lingkungan tempat IMM berdiri. Maka dari itu bisa dibilang IMM masih belum mampu untuk menjadi stabilisator dan dinamisator secara baik.
Banyak Virus Dalam
Tubuh Ikatan Yang Mempernuruk Kualitas Kader
virus dalam pernyataan ini adalah virus yang menyerang mindset, semangat dan jiwa kader di mana hal ini sangat buruk sekali. Dalam organisasi satu orang bertabiat buruk itu bisa menular ke kader lain dan mengakibatkan pergerakan organisasi menjadi stagnan, hal ini lebih parah lagi jika virus tersebut menyerang loyalitas kader.
Adanya virus bisa dibuktikan
dengan indikator kegagalan dan permasalahan yang ada di IMM Metro saat ini, di
mana banyak kader yang bersifat amoral dan ditiru oleh kader-kader baru,
akhirnya tercipta lingkaran setan dalam organisasi yang memperburuk citra
organisasi tersebut.
Hilangnya Tradisi Intelektual Di Organisasi
IMM sebagai cendekiawan dan orang-orang yang berintelektual harusnya peka terhadap permasalahn supaya hal tersebut dapat menjadi bahasan yang mengarah kepada solusi dan kemaslahatan. Akan tetapi jika dilihat kader-kader IMM terutama di Metro hanya berfokus kepada delusi dan tidak ada pandangan terhada realitas yang terjadi di lingkungan saat ini, Di mana Metro sekarang berkembang menjadi Kota Literasi, dan banyak mengadakan acara seputar hal tersebut, yang menjadi pertanyaan dimana posisi IMM Metro? Jawabannya kader tidak ada yang ikut, kader tidur di kosan, nyaman ngerjain tugas kampus dan kegiatan UNFAEDAH lainnya.
Selain itu dalam kontemplasi perkembangan intelektual tidak nampak tema-tema yang membumi ataupun melangit dalam setiap diskusi IMM Metro. Bahkan harusnya IMM Metro membahas isu-isu terbaru dan kadernya selalu membaca jurnal-jurnal terbaru, akan tetapi hal tersebut ternyata tidak nampak dalam perilaku organisasi maupun kader yang ada dalam organisasi IMM Metro.
Terjebak Dalam Feodalisme AUM (Amal Usaha
Muhammadiyah)
Feodalisme sebenarnya sudah meresap dalam segi kehidupan, IMM Metro sebagai gerakan mahasiswa yang menjunjung tinggi humanitas pasti akan otomatis melawan feodalisme. Karena sejatinya organisasi yang baik menurut Sutomo adalah organisasi yang berideologi penantang.
Dalam hal ini kebanyakan kader hanya menunggu momentum untuk berkiprah di ORTOM (Organisasi Otonom Muhammadiyah) dan setelah usai bisa berkarir di AUM. Sebenarnya hal tersebut tidak salah, hanya saja kurang tepat karena itu merupakan sifat pragmatis. Lebih buruk lagi jika itu dijadikan paradigma bagi kader yang masuk di ORTOM terutama IMM. Tentu saja hal tersebut mengakibatkan kualitas kader berada dalam Titik nadir dari yang seharusnya.
Dari semua pembahasan tersebut jika IMM Metro mau keluar dari jerat kebodohan ( Jahiliyah) tentu saja solusi utama adalah melakukan revolusi dalam setiap sendi gerakan. Hal tersebut bisa dimulai dengan para formatur dan instruktur yang merupakan ujung tombak perkaderan dan pergerakan. Perlu di ingat kuantitas memang penting tapi kualitas jauh lebih penting, jika hanya menjadi sampah peradaban tentu saja itu akan mengotori tinta merah sejarah IMM. Karena sejatinya IMM bukan fashion show, IMM bukan panggung dangdut, IMM bukan studio foto, tapi IMM adalah wadah dan tempat berjuang para cendekiawan berpribadi yang memiliki sikap religius, intelekual dan humanis. Jangan sampai IMM hanya dianggap sebagi organisasi anak-anak yang sedang mencari jati diri agar diberdayakan oleh AUM.
Editor: Auzi
Komentar
Posting Komentar