Langsung ke konten utama

NEGERI PARA PEMBUAL


Oleh : Utara Setia N

    Istilah pembual tentu saja sangat umum akan tetapi mungkin jarang digunakan dalam percakapan secara luas, mungkin jika dicari definisi pembual secara umum adalah seseorang yang berbicara semaunya sendiri hanya untuk menarik perhatian orang di sekelilingnya agar mendengarkan pembicaraannya. Jika melihat di negeri Indonesia banyak sekali pembual, yang mana mereka pandai mempengaruhi orang lain akan tetapi sangat minim narasi intelektual. Ya, memang membual sangat menguntungkan karena terlihat seolah-olah pandai tapi sebenarnya “tidak”. Akan tetapi fakta yang terjadi sekarang banyak pembual yang dipuji masyarakat karena seolah-olah pandai namun menyesatkan.

    Sekarang banyak sekali contoh para pembual yang sukses dipercaya namun menyesatkan publik, seperti kasus Dwi Hartanto salah satu orang yang mengaku memiliki kecerdasan dan prestasi mentereng di luar negeri sampai bahkan ada yang menjulukinya sebagai “the next habibie” akan tetapi itu semua cuma bualan. Selain itu banyak kasus mualaf yang mendadak menjadi ustad, salah satu contoh adalah Bangun Samudra yang mana mengaku lulusan luar negeri, doktor teologi dan mantan pastor yang ternyata hanya bualan saja. Kasus Affiliator bodong Indra kenz yang juga sukses menipu publik dengan bualnnya agar orang tertarik mengikuti jejaknya. Mereka semua sukses untuk membohongi publik. Jika kita telaah lagi para politisi dan intelektual kita juga diisi oleh orang-orang seperti itu sehingga banyak sekali korupsi dan ketidakjujuran di mana-mana.

    Dampak yang timbul karena hal itu adalah menyesatkan publik, karena informasi yang mereka lontarkan dari mulut mereka biasanya palsu, bahayanya jika itu dipercaya maka akan mengakibatkan disepsion informasi yang berlangsung di dalam masyarakat dan dalam waktu yang lama.

    Selanjutnya dampak yang ditimbulkan adalah menulari orang lain, kebanyakan orang akan tertarik dengan cara mereka menjual bualan mereka, yang mana orang pasti banyak yang meniru cara mereka dengan banyak berbicara daripada mendengar atau membaca. Mereka akan menitiberatkan kepada kemampuan berbicara daripada kemapuan berpikir dengan akal sehat dan hati nurani.

    Penyebab banyaknya pembual salah satunya disebabkan karena rendahnya minat mencari ilmu, kebanyakan orang malas untuk membaca ataupun berfikir akan tetapi ingin banyak membagi ilmu, sebenarnya itu semua satu paket dengan kegagalan pemerintah meningkatkan minat baca dan kualitas pendidikan di indonesia. Yang kedua adalah gapang menjadi pusat perhatian, orang yang pandai berbicara akan senangtiasa menjadi pusat perhatian yang mana kebanyakan orang akan menjadi terpukau padahal apapun yang mereka bawa adalah informasi yang salah.

    Padahal islam sendiri tegas dalam hadist mengatakan

“Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak kelirunya. Barangsiapa yang banyak kelirunya, maka banyak dosanya. Barangsiapa yang banyak dosanya, maka neraka lebih baik baginya.” (HR Thabrani).

Selain itu juga di jelaskan dalam hadits lain yang bunyinya “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah dia berkata baik atau diam” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Dari hadits diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam berbicara itu harus dengan ilmu pengetahuan agar tidak keliru dan menyesatkan orang banyak. Orang harusnya lebih banyak diam mendengar dan berpikir dari pada berbicara tanpa subtansi.

    Jika kita benar-benar islam yang baik marilah kita meninggalkan budaya membual dan lebih banyak berkontemplasi. Jangan sampai kita salah dalam memahami arti dakwah, dan jangan sampai suatu saat ketika kita berdakwah bukannya menghasilkan kebaikan malah menghasilkan keburukan karena kurangnya ilmu pengetahuan. Memang kita disuruh berdakwah walaupun hanya satu ayat, akan tetapi itu semua harus disesuaikan dengan banyak faktor dan pernyataan itu tidak bisa diterjemahkan langsung secara literal harus dipahami secara mendalam.

    Tulisan ini tidak bermaksud mencegah seseorang berbicara atau menghujat orang dengan berkemampuan public speaking yang baik, akan tetapi tulisan ini semata-mata hanya sebuah kritik dari fenomena sekarang, yang mana orang-orang sekarang ini lebih banyak berbicara dari pada berpikir dan orang yang bodoh tapi fasih berbicara namun di percaya oleh masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

PK IMM FAI UM Metro Sukses Gelar Futsal: Ajang Silaturahmi dan Solidaritas Mahasiswa

Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan futsal dengan tema "Selamat Bermain Futsal". Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan berlangsung di lapangan Intan Futsal pada Senin (16/9/2024). Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi antar mahasiswa. Dengan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, acara ini diharapkan mampu mempererat persaudaraan antara anggota IMM dan seluruh peserta yang hadir. Suasana lapangan futsal diisi dengan keceriaan dan semangat kompetisi yang sehat antar peserta. Menurut M. Idham Kholid, Ketua Bidang Seni Budaya dan Olahraga PK IMM FAI UM Metro, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat silaturahmi antar kader IMM. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan futsal ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan di kalangan kader IMM, serta me...

Gelar DAD, IMM FAI UM Metro Usung Loyalitas dan Progresifitas Kader

  Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) dengan tema "Optimalisasi Nilai Tri Kompetensi Dasar dalam Merekonstruksi Loyalitas dan Progresifitas Kader". Acara yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 2 Metro ini berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 7 hingga 10 November 2024. Kegiatan DAD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader IMM tentang nilai-nilai dasar Tri Kompetensi yang meliputi Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya loyalitas dan progresivitas dalam diri kader IMM sebagai generasi penerus yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan umat. Selama kegiatan, para peserta mengikuti berbagai rangkaian kegiatan seperti materi penguatan ideologi, diskusi kelompok, serta praktik kepemimpinan dan kerjasama. Dengan didampingi oleh para instruktur dan pemateri berpen...