Langsung ke konten utama

SUMPAH PEMUDA DAN SUMPAH-SUMPAHAN


 oleh : Utara Setia Nugraha


Perkataan adalah satu bentuk komunikasi manusia dengan sesamanya dalam perkembangan manusia muncul sebuah kata-kata yang dianggap mempunyai kekuatan yang cukup besar yaitu sumpah. Sumpah Dalam bahasa Arab disebut dengan al-yamin atau al-hilf, yaitu kata-kata yang diucapkan dengan menggunakan nama Allah atau sifat-Nya untuk memperkuat suatu hal (Muhamadiyah cahya islam berkemajuan, 2021). Sumpah memiliki daya kekuatan pembuktian sempurna (volleding), mengikat (binden) dan menentukan (beslissen) (Nurwandi, 2021).

Karena kekuatan sumpah maka nanyak sekali sumpah yang mewarnai sejarah Indonesia. Dalam sejarah mungkin kita mengenal Sumpah Palapa yang di ikrarkan oleh Gajah Mada pada 1258 Saka (1336 M), yang mana makna sumpah palapa itu sangat besar bagi sejarah Indonesia karena makna dari isi sumpah itu adalah sebuah semangat nasionalisme Nusantara (Sutrisno, 2018). Selain dari Sumpah Palapa ada juga Sumpah Pemuda, yang mana merupakan sumpah yang dibacakan oleh para pemuda pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 (sudarmiyatun, 2021). Jika dipahami makna dari Sumpah Pemuda, sumpah itu merupakan tonggak nasionalisme Indonesia, ikrar dari pemuda terpelajar dari seluruh golongan, suku dan daerah melebur menjadi satu dalam sumpah yang mengatakan bahwa mereka berbangsa satu, bertanah air satu, berbahasa satu yakni Indonesia.

Arti sumpah bagi masyarakat Indonesia memang sangatlah besar, di daerah sering kali muncul sumpah-sumpah yang dibalut dengan kearifan lokal baik mitos yang bersifat msitik maupun yang bersifat religi seperti sumpah pocong, sumpah laut dan masih banyak lagi sumpah-sumpah lain. Itu semua menandakan bahwa masyarakat kita sangat menghormati dan menjunjung tinggi makna sumpah. Akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik sekarang.

Dahulu masyarakat kita sangat menghargai sumpah, sekarang semua seakan dianggap sepele, dianggap sesuatu yang tidak penting oleh generasi sekarang. Tentu sangat miris sekali melihat generasi sekarang di mana saat sumpah jabatan mereka ingkar padahal sumpah jabatan adalah sumpah yang memiliki tanggung jawab sangat bersar. Sebagai contoh banyak sekali pejabat Negara dari tingkat bawah sampai atas ketika disumpah jabatan mereka mengucapkan dengan lantang akan tetapi saat menjabat mereka ingkar dengan sumpahnya. Tapi itu mungkin satu paket dengan kegagalan saat mereka berorganiasi terutama dalam tingkat mahasiswa. karena budaya ingkar tersebut sudah di pupuk semasa di organisasi, jika dilihat sekarang banyak sekali orang yang disumpah jabatan tapi mengundurkan diri dengan alasan yang tidak jelas.

Sebenarnya sangat lucu sekali, kadang kala mahasisawa yang berada di organisasi meniru budaya luar negeri seperti Jepang yaitu mengundurkan diri ketika gagal, akan tetapi seringkali melupakan alasan disebaliknya. Seperti contoh Menteri Ekonomi Jepang Mengundurkan Diri Keputusan itu diambil setelah dia dianggap gagal menjelaskan hubungannya dengan kelompok Gereja Unifikasi, tentu hal tersebut ada nama baik dan masalah politis yang kompleks sehingga sangat dimungkinkan untuk mengundurkan diri. Berbeda dengan sekarang banyak kasus penunduran diri dari kader organisasi yang cenderung tidak jelas, ada yang karena baper, ada yang karena skripsi ada juga yang karena putus cinta alasan-alasan itu mungkin cukup menggelikan. Jika dilihat sebelum mereka mendapat jabatan di organisasi biasanya mereka disumpah atas dibawah Al Quran dan bendera Indonesia, akan tetapi tetap saja mereka menganggap itu hanya sebagai formalitas, presepsi-presepsi itulah yang mengakibatkan mudah sekali mereka meninggalkan tanggung jawabnya ketika menjabat. 

Jika bisa diberi catatan umum bahwa sumpah itu adalah hal yang sangat sakral, jikalau tidak bisa menanggung beban dari sumpah tersebut, maka tundukan kepala dan tidak usah bersumpah sedari awal.

 

 

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

PK IMM FAI UM Metro Sukses Gelar Futsal: Ajang Silaturahmi dan Solidaritas Mahasiswa

Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan futsal dengan tema "Selamat Bermain Futsal". Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan berlangsung di lapangan Intan Futsal pada Senin (16/9/2024). Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi antar mahasiswa. Dengan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, acara ini diharapkan mampu mempererat persaudaraan antara anggota IMM dan seluruh peserta yang hadir. Suasana lapangan futsal diisi dengan keceriaan dan semangat kompetisi yang sehat antar peserta. Menurut M. Idham Kholid, Ketua Bidang Seni Budaya dan Olahraga PK IMM FAI UM Metro, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat silaturahmi antar kader IMM. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan futsal ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan di kalangan kader IMM, serta me...

Gelar DAD, IMM FAI UM Metro Usung Loyalitas dan Progresifitas Kader

  Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) dengan tema "Optimalisasi Nilai Tri Kompetensi Dasar dalam Merekonstruksi Loyalitas dan Progresifitas Kader". Acara yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 2 Metro ini berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 7 hingga 10 November 2024. Kegiatan DAD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader IMM tentang nilai-nilai dasar Tri Kompetensi yang meliputi Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya loyalitas dan progresivitas dalam diri kader IMM sebagai generasi penerus yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan umat. Selama kegiatan, para peserta mengikuti berbagai rangkaian kegiatan seperti materi penguatan ideologi, diskusi kelompok, serta praktik kepemimpinan dan kerjasama. Dengan didampingi oleh para instruktur dan pemateri berpen...