Langsung ke konten utama

IMM DALAM BINGKAI TRANSFORMATIF


14 Maret 1964 yang bertepatan pada 29 Syawal 1384 adalah langkah awal perjalanan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dimana kelahiran IMM sendiri diwarnai dengan  situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil dan pemerintahan yang otoriter, terpecah-belahnya umat Islam, tidak bersatunya insan kampus dalam kepentingan politik, melemahnya kehidupan agama dan merosotnya akhlak (Farid Fathoni dalam Kelahiran yang Dipersoalkan (1990)). Maka hal tersebut menjadi tantangan bagi IMM secara tersendiri yang kemudian IMM menetaskan satu cita-cita besar yaitu “Terbentuknya Akademisi Islam Yang Berakhlak Mulia Dalam Rangka Mencapai Tujuan Muhammadiyah” dan cita-cita atau tujuan tersebut berlandaskan Q.S Al-Imran Ayat 104 bahwa tujuan IMM adalah bagian dari ikhtiar IMM itu sendiri untuk membumikan dakwah amal ma’ruf nahi munkar yang dimana hal tersebut dilakukan secara kolektif atau kelompok dan bukan secara individual dan hal tersebut juga terejawantahkan dalam deklarasi Muktamar IMM di Surakarta 1956 dan sangat jelas tergambar pada point ke-6 yaitu “Menegaskan bahwa amal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah lillahi ta’ala dan senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat”. Dimana dakwah IMM ditujukan untuk umat (masyarakat), hal tersebut juga yang kemudian menjadi salah satu dasar lahirnya “fastabiqul khairat” dalam logo IMM menghendaki para kadernya untuk selalu  do your best, saling berkompetisi tanpa memusuhi, saling bersinergi, membangun harmoni, dan saling bekerja sama atau kolaborasi dalam kebaikan (Suara Muhammadiyah).   

Maka dengan semangat tersebut perlu digaris bawahi bahwa kader IMM adalah seorang akademisi sebagaimana terukir dalam tujuan IMM itu sendiri yang kemudian harus mampu kita maknai bahwa kader IMM harus mampu menjadi kader yang berdaya saing dalam bidangnya yang artinya bukan perihal kader IMM itu lulus atau tidak lulus kuliah atau bahkan cepat atau lambat menyelesaikan tugas sebagai seorang akademisi, namun kader IMM juga harus bertanggungjawab dalam bidang yang ditekuni, yaitu menjadi kader ahli Filsafat, Ilmu Pemerintahan,Ekonomi, Hukum, Agama, Pendidikan, Kesehatan dan lain sebagainya sesuai dengan disiplin ilmu yang ditekuni. Hal tersebut menjadi penting karna itulah tanggungjawab awal kader IMM sebagai seorang akademisi sebelum kader IMM tersebut banyak bersentuhan dengan masyarakat dalam rangka membumikan gerakan dakwah ikatan.   

Dan berangkat dari jargon IMM, bahwa berlomba-lomba dalam kebaikan bukanlah saling dorong-mendorong, geser-menggeser atau bahkan saling menjatuhkan, namun bagaimana kemudian kader IMM saling bersinergi, membangun harmoni, saling berkompetisi tanpa saling menjatuhkan dan juga berkolaborasi untuk satu tujuan yang sama yaitu membumikan dakwah ikatan. Banyak hal yang harus dilakukan oleh kader IMM untuk dapat mencapai tujuan IMM sebagai seorang kader ahli dibidangnya, salah satunya adalah dengan dakwah yang dilakukan secara kolektif atau melalui struktural kepemimpinan.

Bahwa hari ini dalam sebuah struktural kepemimpinan IMM khususnya ditingkat komisariat dan cabang dalam periode yang sangat singkat harus benar-benar dapat merumuskan arah gerakan IMM ditingkat kepemimpinan tersebut, hal tersebut dapat dimulai dengan membagi beberapa tahapan pencapaian jangka pendek, menengah dan panjang yang setiap tahapannya disesuaikan dengan kebutuhan kepemimpinan tersebut, dimana sederhananya tahap awal adalah perbaikan sistem perkaderan sesuai dengan kebutuhan setiap level pimpinan, dilakukan dengan lebih komprehensif dimulai dari hal-hal yang teknis sampai dengan perumusan grand desaign program kerja dari bidang-bidang dengan mengorientasikan internalisasi nilai-nilai Muhammadiyah sampai dengan  pemahaman tentang Muhammdiyah itu sendiri secara luas hingga pemahaman kader IMM yang berkaitan dengan gerakan IMM sesuai dengan nilai-nilai IMM. Tahap kedua adalah optimalisasi potensi kader sampai dengan membangun kader IMM yang memiliki daya saing sesuai dengan disiplin ilmunya masingmasing, salah satunya melalui program kerja bidang yang dimana bidang tersebut telah merumuskan grand desaign bidang. Dan tahap akhir adalah pengorbitan kader bahwa menjadi penting kader IMM mampu hadir ditengah-tengah masyarakat baik sebagai sosok kader bangsa, kader umat ataupun kader persyarikatan. Hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan secara individu melainkan harus melakukan kolaborasi dengan banyak pihak supaya terwujud yang kemudian menjadi cita-cita IMM sesuai dengan jargon IMM “fastabiqul khairat”. Maka muara terakhir kader IMM adalah sebagai apapun dia akhirnya, kader IMM tetap membawa kebermanfaatan untuk masyarakat tanpa “tapi” tanpa”nanti” sekalipun itu hanya sebesar biji zarah. Wallahu’alam. 

Penulis : Bayu Santoso

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

IMM FEB UM Metro Adakan Training Dasar Organisasi untuk Kader Baru

  Metro, 16 November 2024 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro), melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengadakan Training Dasar Organisasi pada Sabtu, 16 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan dan organisasi di kalangan mahasiswa, dengan mengusung tema "Membangun Kader Tangguh: Pemimpin Muda Berintegritas, Terampil Berorganisasi, dan Profesional dalam Sidang" . Acara tersebut berlangsung di Aula Gedung Raden Soedirman, Kampus 1 UM Metro, mulai pukul 06.30 WIB hingga selesai. Training ini diwajibkan bagi mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan 2024, sebagai bagian dari langkah strategis dalam membekali kader IMM dengan kompetensi dasar dalam kepemimpinan dan organisasi. Kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar dalam berorganisasi, serta memberikan keterampilan yang diperlukan agar para peserta dapat memimpin dengan efektif dan bertanggung jawab. Selain itu, IMM FEB UM Met...

JANGAN JADIKAN MEMBACA SEBAGAI HOBI

    Oleh : Kens Geo Danuarta Mahasantri Imadul Bilad 'Aisyiyah Kota Metro Ngantuk, bosen, gak hobi, kalimat yang akan sering kita jumpai saat kita membahas tentang kegiatan membaca. Kumpulan huruf yang membentuk kalimat demi kalimat itu memang terkesan membosankan, tidak tampak menarik, apa menariknya lembaran kertas yang berkumpul dalam sebuah buku? Tidak ada, bagi mereka yang tidak tahu cara menikmatinya.  Mari kita bawa sebuah analogi ringan untuk memebahas masalah ini, sebagai orang Indonesia tidak bisa rasanya kita berpisah dari sebuah makanan yan g Bernama ‘Nasi’ bahkan Sebagian orang belum mengatakan dirinya sudah makan jika belum memakan Nasi padahal sudah memakan makanan dengan kandungan yang sama dengan Nasi dan mencukupi kebutuhan harian badan, namun jika belum memakan Nasi maka dia tetap akan mengatakan bahwa dirinya belum makan. Tetapi coba bayangkan, sepiring Nasi dihadapan kita tanpa didamping atau disetai dengan lauk lainya, hanya Nasi saja. Apa yang dapat...