Langsung ke konten utama

Dengan Pendidikan, Martabat Perempuan Tak Lagi Terpinggirkan

Oleh Anggun Wulansari 

Sejarah di zaman kenabian mengingatkan kita akan masa-masa kelam, ketika para nabi dan rasul diutus oleh Tuhan untuk memerangi kezaliman akibat kebodohan umat. Salah satu praktik jahiliyah yang terjadi kala itu adalah kebiasaan mengubur hidup-hidup bayi perempuan. Anak perempuan dianggap sebagai aib dan sumber petaka. Oleh karena itu, bayi perempuan sering kali diperlakukan tidak manusiawi—dikubur hidup-hidup atau diperlakukan sebagai pelayan yang hanya melayani kaum laki-laki. Serendah itu martabat perempuan di masa lalu, hingga Allah SWT menurunkan Rasulullah SAW untuk menghapus kejahiliyahan tersebut dan memperjuangkan hak-hak perempuan. 

Namun, meskipun masa itu telah berlalu, penindasan terhadap perempuan masih terus terjadi hingga hari ini. Budaya patriarki, kekerasan seksual, pelecehan, hingga pembunuhan yang menargetkan perempuan menjadi fenomena yang terus meningkat. Data Komnas Perempuan menunjukkan bahwa pada 2022–2023, terdapat 4.179 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan terjadi karena masih banyak masyarakat yang memandang perempuan sebagai makhluk lemah, tidak mampu berbuat lebih, dan tidak pantas mengenyam pendidikan tinggi. Perempuan sering kali hanya diidentikkan dengan tugas domestik di dapur, sumur, dan kasur.

Pada hakikatnya, perempuan diciptakan dengan kelembutan, kesabaran, dan ketelatenan, sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang…” (QS. Ar-Rum: 21).

Tanggung jawab biologis seperti mengandung, melahirkan, menyusui, dan menstruasi adalah anugerah yang diberikan kepada perempuan karena sifat mereka yang lebih sabar dan telaten. Sementara itu, laki-laki dianugerahi kekuatan fisik dan tanggung jawab untuk menafkahi keluarga. Perbedaan ini adalah bentuk keadilan dari Tuhan, yang menciptakan manusia untuk saling melengkapi.

Hak pendidikan, sosial, dan politik adalah hak yang diberikan kepada semua manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:

“Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik...” (QS. An-Nahl: 97).

Pendidikan adalah kunci bagi perempuan untuk menjadi pribadi yang tangguh dan bermartabat. Perempuan yang berilmu akan mampu mempersiapkan generasi yang lebih cerdas dan beradab. Kalimat "Ketika perempuan rusak, maka rusaklah peradaban" menjadi pengingat penting bahwa peran perempuan sangat strategis dalam membangun bangsa. Seorang ibu yang cerdas dan tangguh akan mampu mendidik anak-anak yang kuat, berdaya juang tinggi, dan militan. 

Melalui pendidikan, perempuan akan memiliki pola pikir yang matang untuk merancang masa depan. Mereka yang memiliki nilai tinggi karena ilmu, akhlak, dan agamanya akan lebih dihormati. Sebaliknya, perempuan yang bermalas-malasan dan tidak peduli terhadap perubahan zaman justru menjadi ancaman bagi peradaban. 

Mari menjadi perempuan yang hebat, bermartabat, berpendidikan tinggi, dan memiliki semangat juang yang kuat. Dengan pendidikan, kita dapat mempersiapkan peradaban yang lebih baik dan bermaslahat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masta Dan Makasa PK IMM FKIP UM Metro Diikuti Oleh Ratusan Peserta

  Metro - Ratusan peserta antusias untuk mengikuti Masa Ta'aruf (MASTA) dan Masa Kasih Sayang (MAKASA) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas muhammadiyah (UM) Metro yang bertema "Membangun Mahasiswa FKIP yang berintegritas dan berjiwa sosial melalui semangat keilmuan dan Keislaman" , yang b ertempat di aula Gedung Buya Hamka UM Metro pada Sabtu, (21/09/ 2024 ).  Acara yang diselenggarakan oleh  PK IMM FKIP UM Metro ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro serta untuk penguatan ikatan antar mahasiswa khususnya mahasiswa dilingkungan FKIP. Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta dari seluruh prodi yang terdapat di FKIP UM Metro. Dalam sesi pembukaan, Dekan FKIP UM Metro Dr. Arif Rahman Aththibby M.Pd.Si , menyampaikan bahwa “IMM adalah rumah yang mewadahi setiap HMPS, dengan harapan yang tulus untuk mewujudka...

PK IMM FAI UM Metro Sukses Gelar Futsal: Ajang Silaturahmi dan Solidaritas Mahasiswa

Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan futsal dengan tema "Selamat Bermain Futsal". Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan berlangsung di lapangan Intan Futsal pada Senin (16/9/2024). Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi antar mahasiswa. Dengan suasana yang penuh semangat dan kebersamaan, acara ini diharapkan mampu mempererat persaudaraan antara anggota IMM dan seluruh peserta yang hadir. Suasana lapangan futsal diisi dengan keceriaan dan semangat kompetisi yang sehat antar peserta. Menurut M. Idham Kholid, Ketua Bidang Seni Budaya dan Olahraga PK IMM FAI UM Metro, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat silaturahmi antar kader IMM. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan futsal ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan di kalangan kader IMM, serta me...

Gelar DAD, IMM FAI UM Metro Usung Loyalitas dan Progresifitas Kader

  Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Metro sukses menggelar kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) dengan tema "Optimalisasi Nilai Tri Kompetensi Dasar dalam Merekonstruksi Loyalitas dan Progresifitas Kader". Acara yang berlangsung di SMK Muhammadiyah 2 Metro ini berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 7 hingga 10 November 2024. Kegiatan DAD ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader IMM tentang nilai-nilai dasar Tri Kompetensi yang meliputi Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya loyalitas dan progresivitas dalam diri kader IMM sebagai generasi penerus yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan umat. Selama kegiatan, para peserta mengikuti berbagai rangkaian kegiatan seperti materi penguatan ideologi, diskusi kelompok, serta praktik kepemimpinan dan kerjasama. Dengan didampingi oleh para instruktur dan pemateri berpen...