Oleh : Kens Geo Danuarta Mahasantri Imadul Bilad 'Aisyiyah Kota Metro
Ngantuk, bosen, gak hobi, kalimat yang akan sering kita jumpai saat kita membahas tentang kegiatan membaca. Kumpulan huruf yang membentuk kalimat demi kalimat itu memang terkesan membosankan, tidak tampak menarik, apa menariknya lembaran kertas yang berkumpul dalam sebuah buku? Tidak ada, bagi mereka yang tidak tahu cara menikmatinya.
Mari kita bawa sebuah analogi ringan untuk memebahas masalah ini, sebagai orang Indonesia tidak bisa rasanya kita berpisah dari sebuah makanan yan g Bernama ‘Nasi’ bahkan Sebagian orang belum mengatakan dirinya sudah makan jika belum memakan Nasi padahal sudah memakan makanan dengan kandungan yang sama dengan Nasi dan mencukupi kebutuhan harian badan, namun jika belum memakan Nasi maka dia tetap akan mengatakan bahwa dirinya belum makan. Tetapi coba bayangkan, sepiring Nasi dihadapan kita tanpa didamping atau disetai dengan lauk lainya, hanya Nasi saja. Apa yang dapat kita nikmatin dengan Nasi sepiring itu? Membosankan? Jelas membosankan karena hanya ada Nasi saja. Kemudian apa yang terjadi jika di sebelah Nasi kita tambahkan sambal terasi, ayam goreng, lalapan mentah, tidak perlu menunggu lama pasti habis Nasi itu dalam hitungan menit. Ada sebuah kesimpulan menarik disini, sebagaimana Nasi maka buku juga butuh untuk ditambahkan rasa lain agar terlihat menarik terlihat begitu nikmat, bagaimana caranya? Anda sendiri yang harus menemukan apa rasa yang harus ditambahkan untuk sebuah buku, sepertin halnya Nasi, orang-orang Jawa berbeda dengan orang Lampung untuk menikmati Nasi mereka menambahkan rasa yang berbeda, bahkan terkadang Nasi dengan lauk dan sayur yang dibuat oleh orang Lampung tidak disukai oleh orang-orang Jawa. Ya, begitulah buku kamu adalah koki yang harus meracik rasa apa yang harus ditambahkan agar mampu menikmati sebuah buku, silahkan tambahkan rasa apapun yang membuatmu manikmati sebuah buku, yang pada puncaknya kamu dapat mengkonsumsi sebuah buka sebagaimana kamu menambahkan lauk yang kamu sukai untuk bisa mengkonsumsi Nasi kedalam tubuhmu. Seseorang pernah berkata ‘kamu hanya perlu menemukan satu buku untuk bisa mencintai membaca, maka temukan satu buku itu dan mulailah membaca’.
Kebutuhan perut adalah makanan, kebutuhan badan adalah pakaian dan kebutuhan otak adalah bacaan. Manusia tanpa baca adalah tentara tanpa senjata, kehilangan segala kehormatan segala ketinggian dan kemuliaan yang seharusnya mampu untuk dia raih. Bayangkan seorang tentara yang berjalan tanpa senjata di tengah medan pertempuran, apa yang terjadi? Antara terbunuh atau dia akan lari sebagai seorang pecundang. Manusia tanpa baca juga seperti itu, terutama menghadapi musuh apapun musuhnya hanya ada dua kemungkinan dia terbunuh atau dia lari sebagain pecundang. Sepenting itu membaca? Bagaimana kalau saya tidak hobi membaca? Di dalam KBBI hobi itu diartikan sebagai kegemaran atau kesenangan istimewa yang dilakukan pada waktu senggang dan bukan pekrjaan utama, sehingga kalau anda tidak hobi membaca jangan jadikan membaca sebagai hobi tetapi jadikam membaca sebagai pekerjaan utama yang telah adan tentukan kapan waktu dikerjakanya. Misalnya pagi hari, wajibkan diri kita untuk membaca buku sambal menikmati segelas kopi atau teh hangat, membaca satu ada dua halaman buku. Maka saya katakan jangan jadikan membaca sebagai hobi jika anda tidak hobi membaca tetapi jadikan membaca sebagai pekerjaan utama yang harus anda kerjakan setiap hari, setiap hari dengan satu atau dua halaman buku sudah sangat lebih baik daripada tidak sama sekali.
Biarkan fikiran anda bekerja sebagaimana semestinya dengan membaca, fikiran akan bekerja secara optimal saat anda membaca dia akan menangkap informasi yang didapat dari tatanan huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat itu, dan itu tugas dari fikiran anda yang hari Sebagian besar manusia sudah mulai meninggalkanya. Mereka beralih dengan sesuatu yang isntan, mereka meninggalkan membaca berita melalui surat kabar dan beralih dengan menonton Video atau tayangan yang berisikan berita. Bukankah sama saja? Betul jika dilihat dari isinya, keduanya sama-sama berisi informasi, tetapi efek dalam fikiran itu akan jauh berbeda, orang yang membaca informasi fikiranya akan terangsang untuk benar-benar mencerna apa yang sedang dimaksud dan apa yang disampaikan oleh penulis berita, berbeda dengan yang hanya sekedar mendengarkan dan menonton siaran berita, fikiranya tidak terlalu bekerja karena apa yang tertuang sudah jelas tanpa harus di proses dengan jeli oleh fikiran. Begitupun dengan Novel yang hari ini sudah banyak yang meninggalkan dan beralih degan menonton film. Semua yang terjadi pada hari ini memanjakan manusia hingga manusia banyak yang lupa bahwa apa yang dimilikinya jika tidak digunakan sama seperti benda benda yang ada, mereka akan usang, dan lambat laun mungkin bisa jadi dia kehilangan fungsi sebagaimana mestinya.
Buku apa yang harus kita baca? Mulailah dari buku yang ringan dan asyik terlebih dahulu, seperti buku-buku fiksi yang berisi cerita Novel, kita mau mendapatkan manfaat yang lebih dari Novel cari Novel yang bermuatan sejarah. Sebagian orang hari ini memandang Novel tidak memiliki manfaat apa-apa dalam kehidupan kita padahal dalam sebuah Jurnal Penelitian didapatkan bagaimana Novel memberikan pengaruh kepad seseorang untuk minat dalam membaca buku yang lain, seolah novel merupakan pemacu agar seseorang termotivasi untuk membaca jenis buku yang lainya, maka saran saya adalah bacalah Novel jika ingin minat membaca buku yang lain.
Namun harus menjadi catatan juga adalah jangan hanya berhenti di satu level saat kita mengingkan untuk termotivasi dalam membaca, saya katakana level pertama membaca itu adalah membaca Novel dan buku-buku fiksi, kemudian terus beranjut level berikutnya adalah buku-buku non-fiksi dengan jumlah pengetahuan yang banya. Anda jangan berhenti di satu level ketika motivasi membaca sudah mulai ada maka bacalah buku yang memuat pengetahuan lebih banyak.
Jadikanlah membaca sebagai kegiatan utama dan rasakan perbedaanya.
Komentar
Posting Komentar